
Masyarakat kediri atau jawa
timur pada umumnya pasti mengenal sosok gus miek. Paling tidak mereka perna
mendengar nama tersebut. Ia adalah pemimpin dari DzikrulGhafilin(kelompok
jamaah dzikir) dan pimpinan JantikoMantab(kelompok para penghafal al-qur;an).
Gus Miek yang bernama lengkap Kiai Hamim Djazuli adalah putra Kiai
DjazuliUtsman atau adik Kiai Zainuddin Djazuli, pengasuh Pesantren PlosoMojo
Kediri saat ini. Makam Gus Miek terletak di Pemakaman Auliya’ Tambak Mojo Kediri.
Di tempat tersebut juga dimakamkan Kiai Ahmad Shiddiq, Rais Am PBNU di era
1980-an.
Masyarakat
umum mengenal sosok Gus Miek sebagai seorang wali yang memiliki banyak
kelebihan dan terkadang bertindak di luar kebiasaan (khariqul’adah). Doanya sangat ditunggu dan diamini masyarakat
banyak. Tidak sedikit orang yang ingin sowankepad Gus Miek dengan membawa
berbagai persoalan agar didoakan. Tujuannya pun berbeda-beda,misalnya agar
rizqinya lancar, cepat mendapatkan jodoh, segera naik pangkat, mendapatkan
keslamatan, dan lain-lain. Acara semaan(mendengarkan
atau menyimak lantunan ayat suci al-Quranyang dibaca oleh para penghafal al-Quran)
sangat ramai dihadiri para pengunjung. Mereka rela duduk dari pagi hingga
malam, sekitar jam 20.00 WIB, untuk menunggu mauizhahhasanah dan do’a dari Gus Miek. Itulah aktivitas Gus
Miekditengah masyarakat tradisional atau komunitas pesantren.
Disisi
lain Gus Miek juga hidup ditengah kehidupan gemerlap kota metropolis, Surabaya.
Hampir tiap malam Gus Miek‘nongkrong’ didiskotik, nightclub, Coffee shop, dan tempat-tempat mangkal orang-orang tuna
susila lain-nya. Gus Miek juga akrab dengan para penghuni tempat-tempat
tersebut. Dan tak tanggung-tanggung, berbotol-botol bir hitam ditenggaknya tiap
malam. Dan rokoknya adalah Wismilak Hitam yang ramuan-nya diakui berat .
Menjelang
pagi harinya, Gus Miek tidur dengan beralaskan kertas koran di rumah Pak
Syafi’iAmpel Surabaya atau rumah Pak Hamid Kediri. Yang dimiliki pak hamid
hanya kursi plastik jebol, dua buah gelas, dan satu buah teko logam. Itulah
dunia Gus Miek yang tak banyak diketahui oleh orang.
Meskipun
Gus Miek terlihat Hidup di 2 dunia yang berbeda, dunia santri dengan kekhusyukan
dan dzikir serta dunia malam dengan hiburannya yang glamor, apa yang
disampaikan Gus Miek tidak jauh berbeda: memberi kesejukan kepada jiwa yang
gersang, memberi harapan kepada mereka yang putus asa, menghibur mereka yang
bersedih, menyantuni mereka yang lemah, dan mengajak semua pada
kebaikan(meminjam kata-kata Gus Dur).
Tak
ada perbedaan bagi Gus Miek antara mendengar keluhan problematika yang dihadapi
jama’ahnya, atau mendengar bisikan lirih wanita-wanita penghibur didunia malam.
Gus Miek ingin memberikan secercah harapan dan mengajak kepada kebaikan,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar