Kamis, 09 April 2015

Angklung

1)      Pengertian angklung
            Angklung adalah alat musik multitonal (bernada ganda) yang secara tradisional berkembang dalam masyarakat Sunda di Pulau Jawa bagian barat. Alat musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Dictionary of the Sunda Language karya Jonathan Rigg, yang diterbitkan pada tahun 1862 di Batavia, menuliskan bahwa angklung adalah alat musik yang terbuat dari pipa-pipa bambu, yang dipotong ujung-ujungnya, menyerupai pipa-pipa dalam suatu organ, dan diikat bersama dalam suatu bingkai, digetarkan untuk menghasilkan bunyi. Angklung terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia dari UNESCO sejak November 2010
           Angklung telah populer di seluruh Asia Tenggara, namun sesungguhnya berasal dari Indonesia dan telah dimainkan oleh etnis Sunda di Provinsi Jawa Barat sejak zaman dahulu. Kata “angklung” berasal dari dua kata “angka” dan “lung”. Angka berarti “nada”, dan lung berarti “putus” atau “hilang”. Angklung dengan demikian berarti “nada yang terputus”.
Daeng Soetigna, dari Bandung, menciptakan angklung yang berdasarkan tangga nada diatonik, alih-alih menggunakan tangga nada tradisional pélog atau saléndro. Sejak saat itu, angklung digunakan untuk tujuan pendidikan dan hiburan, dan bahkan dapat pula dimainkan bersama dengan alat-alat musik Barat dalam orkestra.
             Secara etimologis, Angklung berasal dari kata “angka” yang berarti nada dan “lung” yang berarti pecah. Jadi Angklung merujuk nada yang pecah atau nada yang tidak lengkap. Kata Angklung diambil dari cara alat musik tersebut dimainkan.
2)      Filosofi Angklung
            Menurut Karuhun Urang Sunda jaman dahulu,kehidupan manusia diibaratkan seperti tabung angklung. Tabung tersebut mempersonifikasikan manusia itu sendiri. Angklung bukanlah sebuah angklung apabila ia hanya terdiri dari satu tabung saja. Itu mengibaratkan layaknya manusia yang tidak dapat hidup sendiri (individu) tetapi juga menggambarkan bahwa manusia hidup bersosialisasi .
            Tak hanya itu, tabung angklung yang tediri dari tabung besar dan kecil mengibaratkan perkembangan manusia. Tabung kecil (sebelah kiri) merupakan gambaran manusia yang memiliki cita – cita dan upaya untuk menjadi besar (tabung besar – sebelah kanan). Kedua tabung tersebut mempunyai makna bahwa manusia tahu dan paham akan batasan – batasan dirinya, layaknya kedua tabung angklung yang dibunyikan beriringan menghasilkan harmonisasi, manusia pun berjalan beriringan menciptakan keharmonisasian dalam kehidupan masyarakat.
3)      Sejarah Angklung
            Pada jaman dahulu kala, instrumen angklung merupakan instrumen yang memiliki fungsi ritual keagamaan. Fungsi utama angklung adalah sebagai media pengundang Dewi Sri (dewi padi/kesuburan) untuk turun ke bumi dan memberikan kesuburan pada musim tanam. Angklung yang dipergunakan berlaraskan tritonik (tiga nada), tetra tonik (empat nada) dan penta tonik (5 nada).  Angklung jenis ini seringkali disebut dengan istilah angklung buhun yang berarti “Angklung tua” yang belum terpengaruhi unsur-unsur dari luar . Hingga saat ini di beberapa desa masih dijumpai beragam kegiatan upacara yang mempergunakan angklung buhun, diantaranya: pesta panen, ngaseuk pare, nginebkeun pare, ngampihkeun pare, seren taun, nadran, helaran, turun bumi, sedekah bumi  dll.
Angklung mulai di kenal oleh masyarakat luas keita pada zaman kerajaan Sunda. Dulunya berfungsi sebagai penggugah semangat pada waktu peperangan. Hal ini terus berlanjut hingga jaman penjajahan yang di alami bangsa indonesia ini.

Alunan musik di dalamnya sebagian besar terinspirasi dari Nyai Sri Pohaci ( dewi padi ) atau sering disebut Dewi Pemberi Kehidupan. Karena mitos yang berkembang pada masyarakat dulu kemudian para seniman menciptakan semacam syair dan lagu sebagai penghormatan kepada Nyai Sri Pohaci lewat kesenian angklung ini.

Sejarah Alat Musik angklung yang Mendunia
Pada saat kemunculan, sebenarnya Angklung dianggap sebagai alat musik yang sakral karena kehadirannya untuk mengiringi Mantera - mantera yang di alunkan saat ritual tertentu. Hal ini berubah sejak tahun 1938, Daeng Soetigna menciptakan angklung yang di dasari oleh suara Diatonik. Sejak saat itu Angklung menjadi lebih dekat kepada bidang seni daripada bidang mistis dan klenik.

Lambat laun Angklung pun dikenal ke seluruh penjuru dunia. Pengakuan tentang keberadaan alat musik Angklung pertama kali diakui oleh seorang musikus besar asal australia yaitu Igor Hmel Nitsky pada tahun1955. Angklung pun semakin berkembang hingga saat ini. Tercatat sebuah rekor dunia bermain angklung pernah diciptakan di Beijing, China melalui acara yang diselenggarakan oleh KBRI dengan melibatkan 5.393 peserta di Stadion Buruh Beijing.



4)      Jenis-jenis Angklung

Ø  Angklung Kanekes

Ø  Angklung Reyog

Ø  Angklung Banyuwangi

Ø  Angklung Bali

Ø  Angklung Dogdog Lojor

Ø  Angklung Gubrag

Ø  Angklung Badeng

Ø  Angklung Padaeng

Ø  Angklung Sarinande

Ø  Angklung Toel

Ø  Angklung Sri-Murni


5)      Teknik permainan angklung
            Memainkan sebuah angklung sangat mudah. Seseorang tinggal memegang rangkanya pada salah satu tangan (biasanya tangan kiri) sehingga angklung tergantung bebas, sementara tangan lainnya (biasanya tangan kanan) menggoyangnya hingga berbunyi. 

hal hal di bawah ini adalah cara memeganf,menggetarkan dan memainkan angklung yang selama ini di anggap paling tepat.
·         Posisi angklung adalah tabung yang tinggi berada di sebelah kanan pemain, dan yang kecil berada di sebelah kiri, dengan posisi lurus, tidak miring.

·         Tangan kiri pemain memegang angklung pada bagian simpul atas angklung dan tangan kanan memegang angklung pada bagian bawah angklung. Posisi tangan kiri dapat menggenggam ke arah bawah maupun ke arah atas. Kedua tangan diharapkan dalam posisi lurus.
·         Tangan yang bertugas menggetarkan angklung adalah tangan kanan, sedangkan tangan kiri hanya memegang angklung, tidak turut digerakkan. Gerakan tangan kanan adalah arah kanan ke kiri, dan gerakan dilakukan dengan cepat dari pergelangan tangan
·         Apabila pemain memegang lebih dari satu angklung, maka angklung yang berukuran lebih besar ditempatkan lebih dekat dengan tubuh. Apabila ukurannnya cukup besar, angklung dapat kita masukkan ke dalam lengan pemain. Kalau kecil, angklung tetap dipegang dengan jari, tetapi harus tetap ada jarak antar angklung sehigga tidak saling bersinggungan.

adapun cara memainkan angklung yaitu:

  • Kurulung (getar), merupakan teknik paling umum dipakai, dimana tangan kanan memegang tabung dasar dan menggetarkan ke kiri-kanan berkali-kali selama nada ingin dimainkan.
  • Centok (sentak), adalah teknik dimana tabung dasar ditarik dengan cepat oleh jari ke telapak tangan kanan, sehingga angklung akan berbunyi sekali saja (stacato).
  • Tengkep, mirip seperti kurulung namun salah satu tabung ditahan tidak ikut bergetar. Pada angklung melodi, teknik ini menyebabkan angklung mengeluarka nada murni (satu nada melodi saja, tidak dua seperti biasanya). Sementara itu pada angklung akompanimen mayor, teknik ini digunakan untuk memainkan akord mayor (3 nada), sebab bila tidak ditengkep yang termainkan adalah akord dominan septim (4 nada).

1 komentar:

  1. makasih cara bermain casino nya gan,
    sekalian mau promo situs Poker Online & Agen Poker yang memiliki server yang besar dan Pelayanan CS yang baik,sopan dan Cantik.

    BalasHapus