Minggu, 25 September 2016

CASH FLOW

A.    Pengertian cash flow
Cash Flow atau yang sering di sebut arus kas berasal dari dua suku kata,  yaitu cash yang artinya uang dan flow yang artinya aliran. Jadi secara singkat Cash Flow adalah aliran uang. Berarti Cash Flow adalah suatu laporan keuangan yang berisikan pengaruh kas dari kegiatan operasi, kegiatan transaksi investasi dan kegiatan transaksi pembiayaan/pendanaan serta kenaikan atau penurunan bersih dalam kas suatu perusahaan dalam satu periode.
cash flow dalam bahasa indonesia yang bisa disebut dengan Aliran Kas ini termasuk kata-kata dalam bidang Akutansi yang tidak kami pelajari di jurusan kami, Mungkin bagi teman-teman yang pernah mempelajari di Jurusan Akutansi atau yang pernah menjalani aktivitas sebagai Enterpreneurship/Kewirausahaan pasti saja pernah mendengar kata-kata cash flow ini, Cash Flow ini bisa disebut juga dengan laporan keuangan/aliran kas sangat berguna bagi siapa saja yang ingin membuka usaha, agar proses keuangan dalam suatu usaha tersebut dapat terorganisir dan terkoordinir dengan baik, dan agar pimpinan suatu bidang tidak bisa dibohongi dengan pegawai-pegawainya, maka sangat penting dibuatnya Cash Flow
Menurut PSAK No.2 (2002 : 5) Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas. Laporan arus kas merupakan revisi dari mana uang kas diperoleh peusahaan dan bagaimana mereka membelanjakannya. Laporan arus kas merupakan ringkasan dari penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama periode tertentu (biasanya satu tahun buku).

Ø  METODA CASH FLOW
*      Operational Cash Flow (Aliran Kas Operasional)
Aliran Kas Operasional meliputi penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan secara riil yang berkaitan dengan kegiatan operasi. Operational Cash In Flow (OCIF) meliputi penerimaan hasil penjualan tunai, hasil pengumpulan piutang,dan penerimaan laba perusahaan. Sedangkan Operational Cash Out Flow (OCOF) meliputi biaya-biaya produksi dan biaya-biaya operasi perusahaan. Biaya produksi terdiri atas pembelian bahan baku dan bahan penolong, biaya upah pekerja langsung, dan biaya overhead pabrik (biaya produksi tak langsung); termasuk pembayaran hutang kepada pemasok bahan. Biaya operasi meliputi biaya administrasi dan umum, seperti biaya gaji pimpinan dan karyawan, biaya rekening listrik, telepon, air (PAM), biaya pemasaran, serta biaya pajak.
*      Financial Cash Flow (Aliran Kas Pendanaan)
Aliran Kas Pendanaan meliputi penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan pendanaan. Financial Cash In Flow (FCIF), meliputi penerimaan modal, baik dari sumber modal sendiri maupun dari sumber modal asing berupa pinjaman atau kredit bank. Sedangkan Financial Cash Out Flow (FCOF) meliputi biaya-biaya yang timbul karena adanya tambahan modal. Biaya modal tersebut dapat berupa pembagian keuntungan kepada para pemilik modal sendiri (dividen atas saham), dan berupa biaya bunga yang harus dibayarkan kepada bank atas kredit yang kita terima.
Metoda pencatatan Aliran Kas Pendanaan ini pada dasarnya sama saja dengan metoda pencatatan pada Aliran Kas Operasional. Namun mengingat bahwa aliran kas pendanaan ini bersifat periodik (tidak setiap hari terjadi transaksi), pencatatannya dalam perioda bulanan atau bahkan tahunan, bukan harian.
*      Investment Cash Flow (Aliran Kas Investasi)
Aliran Kas Pendanaan meliputi penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan Investasi. Investment Cash In Flow (ICIF), meliputi penerimaan yang berasal dari aktivitas investasi perusahaan pada aktiva tetap dan investasi pada surat-surat berharga, seperti penerimaan berupa dividen atas saham, bunga (kupon) atas obligasi, dan capital gain atas penjualan aktiva tetap dan penjualan saham. Sedangkan Investment Cash Out Flow (OCOF) meliputi sejumlah dana yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membeli aktiva tetap dan surat-surat berharga, seperti saham dan obligasi.
B.     Langkah-Langkah Penyusunan dan perhitungan
Ada empat langka dalam penyusunan cash flow, yaitu :
1. Menentukan minimum kas
2. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran
3. Menyusun perkiraan kebutuhan dana dari hutang yang dibutuhkan untuk menutupi deficit kas dan membayar kembali pinjaman dari pihak ketiga.
4. Menyusun kembali keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi financial dan budget kas yang final.
Dalam menyusun Cash Flow kita tidak memperhitungkan biaya-biaya non kas (Non-cash Charges) seperti depresiasi dan amortisasi. Yang diperhatikan adalah transaksi tunai saja. Dengan demikian, akibat adanya beberapa perbedaan pencatatan, dalam bentuk jumlah Laba Bersih (Net Profit) yang ditunjukkan dalam Income Statement sama dengan jumlah uang tunai yang dimiliki perusahaan tersebut.
Contoh: PT. WAHID memiliki sistem penjualan dan pembelian yang dilakukan secara tunai. Income Statement per akhir tahun adalah sebagai berikut:
Penjualan Bersih                                 :           Rp. 1.000
Harga Pokok Penjualan                       :           Rp.    800 (-)
Laba Kotor                                          :             Rp.    200
Biaya Operasional
-       Gaji/Bonus      : Rp. 50
-       Lain-lain          : Rp. 20
-       Depresiasi       : Rp. 40 (+)
        Rp.    110 (-)
Laba Bersih Operasional                                Rp.      90
Pajak Penghasilan 30 %                                  Rp.      30 (-)
Laba Bersih Setelah Pajak                              Rp.      60
Dalam perhitungan Cash Flow, kita tidak memperhitungkan biaya depresiasi sebagai biaya karena depresiasi merupakan biaya non-kas. Dengan demikian, dari perhitungan Rugi/Laba diatas, Cash Flow yang sebenarnya adalah sebagai berikut:
Laba Bersih                 : Rp.   60
Depresiasi                    : Rp.   40 (+)
Cash flow                    : Rp  100
Cash Flow dapat disusun dengan periode (interval) per tahun, per bulan, bahkan per hari. Tentu saja semakin pendek interval yang dipakai, hasil penyusunan akan memiliki ketepatan yang lebih tinggi. Untuk Bank, umumnya kita menggunakan interval bulanan atau tahunan.
2. Putri adalah pemegang polis asuransi beasiswa. Tiap bulan biayanya sebesar $100 selama 13 tahun. Berapa
seharusnya uang yang putri terima jika bunganya sebesar 20% per tahun?
Solusi :
Diketahui : A = $100 x 12 bulan = $1200
i% =20%
n = 13 tahun
ditanya : F…?
Cash flow diagram?
Jawab:
Cash flow diagram:


F….?
Cara pertama dengan menggunakan notasi perhitungan standar:
F = A (F/A ; i% ; n)
F = $1200 (F/A ; 20% ; 13)
F = A [(1+i%)^n -1] / i%
F = $1200 [(1+20%)^13 -1] / 20%
F = $1200 [(1+0,20)^13 -1] / 0,20
F = $1200 [(1,20)^13 -1] / 0,20
F = $1200 [10,699 -1] / 0,20
F = $1200 [9,699] / 0,20
F = $11639,185 / 0,20
F = $58196

Cara kedua dengan menggunakan tabel suku bunga**:

F = A (F/A ; i% ; n)
F = $1200 (F/A ; 20% ; 13)
F = $1200 (48,497**)

F = $58196
C. Transformasi Karakteristik Alternative Proyek Ke Dalam Dimensi Moneter
Proyek yang pernah saya kerjakan pada semester 4 adalah proyek tentang generator listrik sederhana,proyek ini merupan proyek penunjang untuk mata kuliah dasar elektronika,tentunya alam pembuatan proyek tersebut kami membutuhkan dana.
Pendanaan dalam proyek ini di gunakan untuk membeli alat dan bahan untuk membuat generator listrik sederhana tersebut, sekurang-kurangnya kami memerlukan dana sebesar : Rp. 35.000,00
Dengan rincian sebagai berikut :
Alat dan Bahan
1. Dinamo motor DC 5.9 Volt.           = Rp. 10.000,00
2. 1 buah lampu LED.                        = Rp. 2.000,00
3. Jumper.                                           = -
4. 2 buah cd r.                                     = Rp. 6.000,00
5. Tembaga                                         = -
6. 2 buah mur + 3 buah ring               = Rp. 2.500,00
7.  Kayu atau gypsum                         = -
8.  Kardus bekas                                 = -
9. Sterofom                                         = Rp. 7.000,00
10. solasi putih bening                        = Rp. 1.000,00
11. Lem korea                                     = Rp. 6.000,00
12. Karet                                             = -
13. Korek api                                      = Rp. 500,00
14. Solder                                           =
15. Gunting                                         = -
16. Pensil                                            = -
17. pulpen                                           = -
Sedangkan untuk alat dan bahan yang tidak kami sebutkan harganya itu berarti kami mendapatkan alat dan bahan tersebut secara gratis.
 Berikut adalah gambar proyek yang kami buat :










 





          =>





Secara ekonomis,Untuk pembuatan proyek generator listrik sederhana, kami tidak memakan biaya yang terlalu mahal karena ada beberapa bahan dan peralatan yang sudah ada artinya tidak perlu membeli seperti contoh kardus bekas,tutup botol,kayu,gunting pensil,dll.ya sesai namanya saja generator listrik sederhana, jadi kami tidak membutuhkan dana banyak karena kami lebih banyak memakai barang-barang bekas yang ada di sekitar kami.